Rabu, 23 Mei 2012

Resume: VIIIPerkembangan Agama Buddha Di Korea Dan di Jepang




Perkembangan Agama Buddha Di Korea Dan di Jepang
 AGAMA BUDDHA DI KOREA
https://www.facebook.com/pages/Agama-buddha-di-korea/141940052572836?rf=240840909303701












Sebelum kedatangan agama Buddha, agama primitive di Korea menganggap langit sebagai tuhan yang paling agung, yakni sesuatu yang melebihi segala hal.selain itu, Shamanisme juga berakar mendalam bagi warga Korea sebagai kepercayaan rakyat

Sejarah Buddha di Korea
Agama Buddha di Korea dikenalkan pada tahun 372 M pada periode pemerintahan kerajaan Geguryeo oleh seorang Biarawan bernama Sundo yang berasal dari dinasti Qian-Qin di Cina. Selanjutnya 12 tahun kemudian agama Buddha diperkenalkan oleh BIkhsu Marananda dari asia tengah. Sampai abad ke-6 para biarawan dan pengrajin berimigrasi ke Jepang dan membawa kitab-kitab suci dan artefak-artefak untuk membentuk dasar dan terciptanya kebudayaan Buddha disana.

Kedudukan Korea pada sejarah agama Buddha terletak pada kedudukannya sebagai jembatan penyebrangan agama Buddha dari Cina ke Jepang. Masa keemasan agama Buddha di Korea terjadi ketika Dinasti Wang, yakni pada abad ke-11. Dibawah perlindungan kerajaan, banyak kuil dan biara
dibangun dan jumlah pemeluk agama Buddha meningkat secara tetap. Pada Dinasti Silla Agama Buddha diresmikan sebagai agama Negara Korea yaitu pada tahun 668 dimana pada saat itu sluruh semenanjung Korea berhasil disatukan. Selama pada Masa Dinasti Silla dan juga Dinasti Koryo, yakni
sampai abad ke 12 agama Buddha berkembang sebagai agama untuk masyarakat awam. Agama Buddha di Korea menganut Buddha Amitaba.

B.      Agama Buddha di Jepang

http://wwwyaindra.blogspot.com/2012/04/buddhism-in-japan.html
Sebelum masuknya Buddha dan Konfusius ke Jepang sebenarnya Jepang memiliki system kepercayaan local yang dikenal dengan istilah Shamanisme (percaya terhadap pemujaan alam dan arwah nenek moyang. Gambaran kehidupan sosial masyarakat Jepang tercermin dari istilah matsurigoto yang berarti pemerintahan atau upacara keagamaan. dimana pada saat itu sulit untuk memisahkan antara gejala alam dengan system kepercayaa, karena setiap benda dianggap memiliki roh (spirit) dan setiap suku memiliki dewa masing-masing.

Sebelum Buddha Masuk, Kaisar pertama Jepang yang bernama Jimu Teno (kepala suku Yamato), sepakat untuk memeluk agama Shinto. Simbol yang melekat pada kekuasaan suku Yamato adalah cermin, permata dan pedang yang dilambangkan sebagai matahari, bulan dan kilat. Barula antara abad
ke-3 dan ke-6 jepang mulai menerima pengaru keagamaan dari luar khususnya korea, karena pada saat itu Jepang bermaksud untuk membentuk sebuah aliansi kedua Negara antara Jepang dan Korea.

Pada tahun 604 M tepatnya pada masa pangeran Shotoku agama Buddha telah memasuki istana dengan kata lain Buddha menjadi agama Negara dan pada tahun 607 M klenteng pertama didirikan di Horyuji. Selanjutnya pada periode Asuka (592-628) masyarakat jepang berlomba-lomba mendirikan
klenteng dan dapat dikatakan semua golongan masyarakat yang terpandang memeluk agama Buddha. Dan pada pemerintahan Nara (710-784) agama Buddha berkembang pesat. Pada periode Nara ini ditandai dengan munculnya beberapa sekte dalam agama Buddha di Jepang yaitu :

Kelompok Mahayana

  • Kegon
  • Sanron
  • Hosso

Aliran Theravada

  • Jojisu
  • Kusha
  • Ritsu

Memasuki abad ke-13 M, karena terjadi gejolakan perselisihan dan perebutan antara penguasa Negara, maka munculah beberapa sekte di Jepang seperti :

Sekte Zen merupakan buah jalur asal dengan ajaran Boddhidarma, yang bertujuan untuk memindahkan pikiran Buddha secara langsung kedalam pemikiran pemeluknya bahwa pencerahan hanya diperoleh melalui pikiran Intuitif.

  • Soto Zen 
  • Rinzai Zen
  
2. Sekte Amida
sekte amida dikenal juga dengan sebutan ‘tanah suci’  yang mengemukakan ajaran keselamatan dengan cara mempercayai kepada Buddha  secara mutlak dan dengan menyebut amida seeorang akan mendapat keselamatan. Objek pemujaannya adala patung Amida Buddha, serta dilengkapi dengan patung Bodisatva Kwan On yang melambangkan kemurahan, dan patung deiseishi sebagai lambing kebijaksanaan.
3. Sekte Nichiren Sozu
Sekte ini didirikan oleh nichiren mempunai ideology yang ingin mengembalikan agama Buddha kepada bentuknya yang murni yang akan dijadikan sebagai  perbaikan bagi masyarakat di jepang. menolak ritualisme  dan sentimentalisme sekte Amida, Melawan semua kesalahan, agresif, dan bersifat eksklusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar