Sabtu, 12 Mei 2012

Resume VI Hari Suci, Tempat Suci, Makna Puja (Doa) Dan Ajaran Tentang Sangha


Hari Suci, Tempat Suci, Makna Puja (Doa) Dan Ajaran Tentang Sangha

Hari Suci
Upacara-upacara baik yang brsifat keagamaan, ke masyarakatan maupun kenegaraan sebenarnya adalah satu cetusan hati nurani manusia terhadap suatu keadaan.
Buddha sangat mempercayai hari-hari suci (sakral) yang mereka anggap sebagai hari yang agung. Secara tradisi hari suci ini sering direfleksikan dengan menggelar upacara-upacara atau ritual yang bertujuan untuk menghormati, merenungkan sifat-sifat luhur triratna, memperkuat sradha (keyakinan yang benar), membina paramita (sifat baik yang luhur), merenungkan khotbah sang Buddha Gotama, dan melakukan Anumodana (berbuat baik terhadap makhluk lain). Akan tetapi bentuk upacara-upacara itu sesuai dengan keadaan, jaman, alam, suasana, selera, dan pola piker penganutnya sendiri. Hari-hari suci yang dipercayai diantaranya adalah :

http://ratnakumara.wordpress.com/page/3/
  1. A.      Magha Puja  
Hari suci ini biasanya jatuh pada purnama sidhi bulan febuari-maret.
Yaitu hari suci yang diperingati pada saat bulan purnama sidhi, untuk memperingati 2 peristiwa penting dalam sejarah Buddha yaitu:
  • Berkumpulnya 1250 Bikhu yang telah mencapai tingkat Arahat di Vihara Veluvana tanpa ada perjanjian pertemuan.
  • Sang Buddha Gotama memberikan khotbah “Idhipada Dharma”

  1. Waisak (Yaitu hari suci yang jatuh antara bulai Mei-Juni)
http://muri-rekor.blogspot.com/2007/06/kegiatan-larung-siripada-dengan-jumlah.html
Yaitu hari suci yang memperingati  tiga  peristiwa penting yaitu :
  • Lahirnya Sidharta Gautama di taman Lumbini pada tahun 623 SM.
  • Sidharta Gautama mencapai tingkat Bodhi “penerangan sempurna” dan menjadi Buddha pada tahun 588 SM.
  • Buddha Gautama mencapai Parinivana atau Nibbana tahun 543 SM, pada usia 80 tahun di kusinaraga.
  •  
  1. Asadha
http://yustisi.com/2010/07/upacara-hari-suci-asadha-sore-ini-digelar-di-candi-mendut/
memperingati 2 peristiwa penting dalam sejarang Sang Buddha Sidharta Gautama :
  • Saat pertamakalinya Sang Buddha Gautama memberi khotbah “Dharma Cakra Pravartana” atau “khotbah pemutaran roda kebenaran” setelah beliau menjadi Buddha.
  • Sangha yang pertama muncul dengan Sang Buddha Gautama sebagai Nayaka (ketua)nya.
4. Kathina
Hari suci ini dirayakan tiga bulan setelah Asadha, perayaan ini menyimbolkan rasa terimakasih kepada Sangha, Sangha merupakan lapangan untuk menanam jasa yang tiada bandingnya di alam semesta ini. Dengan adanya Sangha, Buddha Dhamma akan berkembang terus di dunia ini.

Dalam tradisi agamma budha, tempat-tempat suci dan buddha adalah suatu yang diisakralkan oleh para perkumpulan para penganut agama budha dan para orang sucinya.
Setiap Agama pasti memiliki tempat suci atau yang disucikan, begipula halnya dengan agama Buddha. Budhha memiliki banyak Tempat suci (Sakral) ataupun yang disucikan, hal ini tidak lepas dari makna sejarah, pemakaman, ataupun yang lainnya. Beberapa tempat yang dianggap suci oleh penganut Agama Buddha adalah : Kuil Buddha, Gunung (tempat para dewa), Stupa Borobudur. Bahkan tempat yang biasa saja dapat menjadi tempat suci apabila ada kaitannya dengan hal-hal Ajaran Agama Buddha.
Selain sebagai tempai Suci, tempat yang dipercaya sakral ini juga dijadikan sebagai tempat Ziarah, para penganut Buddha yakin bahwa tempat yang mereka anggap suci setelah itu mereka menziarahinya akan membawa implikasi yang positif dalam kehidupannya, selain mensakralkan tempat-tempat yang nyata, Para penganut Agama Buddha juga mensucikan tempat yang tidak nyata seperti : Apocalypetic kalac khratantra (Roda waktu).

C.      Makna Puja (Do`a)
Dalam agama Buddha Puja (do`a) disebut dengan Paritta, Do`a ini biasanya dilakukan ketika para penganut Buddha melaksanakan kebaktian atau upacara keagaamaan. Dalam setiap kebaktian Do`a atau Paritta ini dibacakan oleh seorang Bhikku namun tidak wajib, dengan kata lain Setiap orang dapat membaca Paritta masing-masing. Paritta secara bahasa artinya “perlingdungan”, isi pritta biasanya syair-syair dalam bahasa Pali. Paritta dipercaya dapat menenangkan jiwa hal ini disebabkan karena setiap bunyi Paritta memiliki efek getaran yang dapat meredakan kegelisahan dan menimbulkan ketenangan pikiran serta membawa kedamaian secara menyeluruh.

D.      Ajaran Tentang Sangha
Sangha adalah pasamuan dari makhluk-makhluk suci atau ariya-puggala. Mereka adalah makhluk-makhluk suci yang telah mencapai pandangan yang bersih dan sila yang sempurna. Tingkatan kesucian yang telah mereka capai terdiri dari sottapati, sakadagami, anagami dan arahat. 
  •  
    1. Sottapati a
    2. Sakadagami
    3. ia tidak harus menjelma lagi untuk mencapai nirwana namun harus mematahkan beberapa belenggu yaitu kecintaan yang indrawi (kamaraga), dan kemarahan atau kebencian (patigha) sebelum mencapai tingkat terakhir, yaitu arahat.  
    4. Nirwana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar