Tugas Mata Kuliah Agama Budha
- Meditasi dan
Jalan Tengah –
Oleh
:
Ita
Siti Nurhalimah 1110032100012
Elita
Karlina
1110032100017
JURUSAN
PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS
USHULUDDIN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
Pendahuluan
Meditasi merupakan inti dari ajaran
sang budha,meditasi juga terbagi menjadi dua.dalam meditasi juga ada
ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan.
Untuk lebih jelasnya,dalam makalah
ini kita mencoba untuk menguraikan dan menjelaskanya.
Pembahasan
A. Meditasi
Meditasi
adalah membiasakan diri kita agar senantiasa mempunyai sikap yang positif,
realistis dan konstruktif. Dengan bermeditasi kita akan dapat membangun
kebiasaan baik dari pikiran kita. Meditasi dilakukan dengan pikiran, artinya
meskipun kita duduk dengan sikap sempurna, melaksanakan meditasi dalam waktu
yang cukup lama, namun pikiran kita berlali kesana kemari dengan liar, dan
memikirkan objek-objek kemelekatan, itu bukanlah meditasi.
Istilah meditasi sebenarnya dapat
disamakan dengan istilah bhavana yang arti harfiahnya 'pengembangan batin'
yakni usaha untuk menumbuhkan batin
terpusat,tenang,mampu dengan jelas melihat sifat batin sesungguhnya gejala
apapun yang dapat merealisir Nibbana,suatu keadaan bathin ideal dari bathin
yang sehat[1].
Sejarah
Meditasi
Dua
ribu lima ratus tahun yang lalu,seorang putra mahkota pada usia 29 tahun saat
seseorang berada dalam kegemilangan hidup,telah meninggalkan tahta yang penuh
kemegahandan kekuasaan dan pergi ke hutan menjauhi keduniaanmencari obat untuk
mengatasi penyakit kehidupan,mencari jalan keluar dari belenggu ketidak pastian untuk mencapai
nibbana.
Dibawah bimbingan para ahli meditasi
pada zaman itu,beliau mencari dengan Harapan bahwa mereka dapat menunjukan
jalan kearah pembebasan dan kebijaksanaan.beliau melatih konsentrasi
,pemusataan perhatian(Samatha atau samadhi) dan telah mencapai tingkat-tingkat
tertinggi dari latihan-latihan tersebut.namun beliau merasa tidak puas karena
tidak menghasilkan penerangan agung.pengetahuan dan kemampuan guru beliau
cenderung pada mistikdan karenanya tidak memuaskan lagi untuk mencari apa yang
masih belum diketahuinya.
Menjadi kepercayaan di india pada
zaman itu terutama dikalangan para ahli kebatinan(ascetik) bahwa penyucian
batin dan kebebasan akhir batin dapat diperoleh
dengan melatih diri secara keras,kalau perlu dengan menyiksa diri.beliau
memutuskan untuk membuktikan kebenaranya,beliau mulai berjuang untuk melatih
jasmaninya dengan harapan agar batinya dapat mengatasi jasmaninya dan mampu
membebaskan dirinya.dengan amat tekun dan rajin ia berlatih,beliau hanya hidup
dengan makan dedaunan,akar-akar pohon sehingga mengurangi jumlah makanan
hinggaminim,pakaianya sangat bersahaja yang dihimpunya dari sampah buangan dan
tidur diantara bangkai dan hidup diatas duri.kekurangan makanan dan minuman
membuat jasmani beliau lemah.
Selama enam tahun lamanya beliau
berjuang sedemikian kerasnya hingga hampir mendekati pintu ajal,namun tujuan
tetap tidak tercapai.cara menyiksa diri jelas baginya tidak berarti melalui
pengalamanya sendiri.dengan kemauan dan semangat yang membara beliau mencari
jalan lain untuk mencapai tujuan.beliau kini menyadari bahwa keberhasilaan yang
diidamkanya terletak pada penyelidikan kedalam yaitu bathin sendiri.dengan
mantap dan keyakinan akan kemurnian bathin sendiri,tanpa bantuan guru beliau
memutuskan untuk bertapa menyendiri untuk
mencapai tujuan akhir.
Dengan bersila dibawah pohon yang
kemudian terkenal dengan nama pohon bodhiatau pohon penerangan sempurna,di tepi
sungai Neranjara, di gaya(sekarang terkenal Buddhagaya) suatu tempat yang sejuk
dan mendukung kemantapan bathin dan tekad yang membaja.sekalipun badanku
tinggal kulit dan tulang serta darahku mengering,aku tidak akan meninggalkan
tempat ini sebelum mendapat penerangan sempurna,begitu kuat pengabdianya,begitu
keras tekadnya dalam mencapai kebenaran dan memperoleh kebijaksanaa tertinggi.
Dengan akhir pandangan seperti itu,beliau
menelusuri kedalaman bathinya untuk mencari cara meditasi yang dapat memberi
ketenangan mutlak,penerangan dan kebebasan.dengan cara ana-apana-sati,beliau
mencapai dan memasuki jhana pertama(hasil kedalaman meditasi yang disebut juga
dhayana – sansakerta,suatu istilah yang sulit terjemahkan). secara bertahap
beliau mencapai dan memasuki Jhana kedua, ketiga, dan keempat. Dengan demikian
beliau mempersiapkan diri membersihkan kotoran batin yang masih melekat dan
mampu mengembangkan pandangan terang (Vipassana bhavana), pandangan benar dan
kebijaksanaan mutlak yang membuat orang mampu memandang sesuatu sebagaimana
adanya dengan mengetahui ketiga corak umum (Tilakkhana) atau tiga sifat dari
apa saja yang saling terkait yaitu anicca, dukkha dan anatta. Dengan pandangan
terang ini, dengan penembusan yang bijaksana beliau mampu memahami dan
mengetahui semua kesempurnaannya, yaitu yang disebut sebagai empat kesunyataan
mulia tentang penderiataan, sebab musababnya, lenyapnya dan cara mengakhirinya.
Dengan mengetahui kesunyataan
tersebut maka batinnya terbebas dari segala akar atau ikatan kenikmatan
indrianya (kama-asava), kotoran batin kehidupan (bhava-asava), kegelapan batin
(avijja-asava). Sewaktu batin terbebas dari mereka segeralah tumbuh pengetahuan
dan pengertian 'pandangan benar timbul padaku, tak tergoyahkan kebebasan
batinku.' Inilah kelahiranku yang terakhir, tiada kelahiran lagi untuk
selanjutnya bagiku, tak ada hasrat untuk menjadi.
Pangeran India ini dengan pribadi
dinamis tidak lain adalah sakyamuni Siddharta Gautama (Siddhattha Gotama) Sang
Budha.
Waktu
telah berlalu dan sang budha tampaknya tidak pergi jauh dari kita. Sabda sang
budha masih berkumandang di telinga kita dan mengatakan, agar kita jangan lari
dari perjuangan namun harus tenang menghadapinya, dengan memandang bahwa justru
kehidupan ini memeberi kesmpatan bagi kita untuk berkembang dan maju.
Kepribadian masih berartisejak dulu hingga kini, dan seseorang yang memikirkan
kemanusiaan sepersi sang budha yang bahkan hingga saat kini masih terasa hidup
dan membangkitkan semangat, pastilah orang yang menakjubkan.
'Pesan
sang budha diucapkan beribu-ribu tahun yang lalu namun selalu baru dan asli
bagi mereka yang melatih diri dalam kerohanian, menyentuh pandangan kaum
intelek dan meresap ke lubuk hati masyarakat.'
Dengan melaksanakan meditasi kita akan dapat
menumbuhkan kebiasaan baik dari pikiran dalam meditasi tingkah laku sehari-hari
kita juga akan berubah. Kebencian, keserakahan, rasa iri hati yang membara di
dalam diri kita dapat kita taklukan,
kita lalu menjadi tenang, merasa puas dan bertrimakasih, tidak lagi
sesah gelisah dan frustasi.
Meditasi buddhis ada dua macam yakni meditasi yang
disebut samatha-bhavana yakni meditasi untuk mencapai ketenangan hidup. Meditasi yang kedua adalah
meditasi vipassana-Bhavana, meditasi yang dapat membersihkan kekotoran
batin dan pikiran secara total, sehingga kita dapat mencapai pandangan tenang.[2]
Bavana
artinya “pengembangan”, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan meditasi.
1. Samatha- Bhavana
Samatha-
Bhavana berarti pengembangan ketenangan batin.[3]
Perkembangan
dari ketenangan adalah menuju pada pemusatan pikiran yang penuh, untuk mencapai
penembusan didalam meditasi (Jhana).[4]
Samatha
terbagi dua
a) Paritta – Samatha : bagi mereka yang
melaksanakan samatha- bavana tetapi belum
mencapai Appana-Bhavana, di sebut paritta-Samatha.
Sebab
pada saat itu yang ada hanya mahakusala atau mahakriya- JAPANA yang timbul, dan jana yang ada pada saat itu
mempunyai kekuatan yang lemah.
b) Mahaggata- Samata : bagi mereka
yang melaksanakan Samatha- Bhavana dan
telah mencapai Appana-Bhavana yaitu mahaggata
jhana, disebut Mahaggata- Samatha. Sebab pada saat itu yang ada hanya
Mahaggatakusala atau mahaggratakriya-JAVANA yang timbul, dan jhana yang ada
pada saat itu mempunyai kekuatan yang besar dan mampu konsentrasi pada obyek
dengan kuat.
Jhana
:
Jhana
berarti tingkat kekuatan samadhi, atau tingkat kekuatan kemenunggalan pikiran
terhadap obyek atau ada kalanya disebut tingkat ketenangan batin.
Terdapat
8 tingkatan jhana yaiitu:
·
Rupa-Jhana
4 atau Jhana Bermateri
1) Phatama- jhana
Di
dalam jhana pertama, Nivarana atau Rintangan Batin telah dapat di atasi dengan
seksama. Rintangan Batin atau Nivarana itu adalah :
a) Kamachanda
atau Nafsu Kerinduan akan obyek-obyek indra yang menyenangkan.
b) Byapada atau keinginan untuk menyakiti
orang lain atau kemauan jahat.
c) Thina-middha atau kemalasan atau
kegeisahan atau kekhawatiran.
d) Vicikiccha atau keraguan.
Kemudian
timbul faktor-faktor Jhana pertama sebagai berikut:
VITTAKA(penopang
pikiran), VICARA (gema pikiran), PITI (kegiuran), SUKHA (kebahagiaan) dan
EKAGGATA (pemusatan pikiran).
2) Dutiya- jana/ Jhana kedua
Faktor
VITTAKA (penopang
pikiran), dan VICARA (gema pikiran) mulai enyap, karnna kedua faktor ini
bersifat kasar untuk Jhana kedua.
3) Tatiya- Jhana
Faktor
PITI (kegiuran) mulai lenyap,.
4) Catutta- Jhana
Faktor
SUKHA (kebahagiaan) mulai lenyap, karena sukha msh terasa kasar untuk jhana ke
emmpat. Dalam Jhana ke empat ini hanya terdapat faktor EKAGGATA (pemusatan pikiran)
dan UPEKKHA (keseimbangan batin).
·
Arupa-Jhana
4 atau jhana tanpa materi
5) Akasanancayatana- Jhana atau perenungan
terhadap keadaan dari konsepsi ruangan
tanpa batas
6) Vinnanancayatana-Jhana atau perenungan
terhadap keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas
7) Akincannnayatana-Jhana atau
perenngan trhadap keadaan dari konsepsi
kekosongan
8) Nevasannannasannayatana-Jhana atau
perenungan terhadap keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak
pencerapanpun.
Setiap Jhana mempunyai 3 makna, yaitu:
§ “pembersihan”
a. Pembersihan pikiran yang terbebas dari
Nirvana/ rintangan batin.
b. Gerakan pikiran yang menuju keenangan
c. Tercapai ketenangan batin
§ “Keseimbangan”
a. Keseimbangan pikiran yang telah
dibersihkan
b. Gema pikiran seimbang yang merupakan
ketenangan bathin
c. Tercapainya keseimbangan batin
§ “kepuasan”
a. Puas atas keseimbangan batin
b. Puas atas keselarasan keadaan kemauan
c. Puas pada effektivitas dari tenaga
d. Puas pada kelancaran daam pengulangan
proses-proses itu.
Dalam
melaksanakan Samatha- Bhavana kita bebas untuk memilih obyek yang sesuai untuk
diri kita. Dalam Samatha-Bhavana ada 40 macam pokok obyek meditasi, yaitu:
a. Kasina 10 (10 wujud benda)
1) Pathavi-Kasina: perwujudan tanah
2) Apo-kasina: Perwujudan air
3) Tejo-Kasino: perwujudan api.
4) Vayo-kasino: perwujudan hawa/udara
5) Nila-kasina: perwujudan warna biru laut
6) Pita-kasina:perwujudan warna kuning
7) Lohita-Kasina: perwujudan warna merah
8) Odata-kasina: perwujudan warna putih
9) Aloka-kasina :perwujudan cahaya
10) Akasa-kasina :perwujudan ruangan
terbatas.
b. Asubha 10 (10 wujud kekotoran)
1) Uddhumataka: perwujudan suatu mayat
membengkak
2) Vinilaka : perwujudan suatu mayat wrna
muka kebiru-biruan
3) Vipubbaka: perwujudan suatu mayat
bernanah
4) Vicchiddaka: perwujudan suatu mayat
terbelah tengahnya
5) Vikkahayitaka: perwujudan suatu mayat di
gerogoti binatang dan lain-lainnya
6) Vikkhittaka: perwujudan suatu mayat yang
telah hancur baur
7) Hatavikkhittaka: perwujudan suatu yang
busuk dan hancur
8) Lohitaka : perwujudan suatu mayat yang
berdarah
9) Puluvaka : perwujudan suatu mayat yang
dirubung penuh belatung (kutu)
10) Atthika :perwujudan suatu tengkorak
c. Anussati 10 (10 macam renungan)
1) Buddhanussati : perenungan terhadap
jasa-jasa sang buddha
2) Dhammanussati: perenungan terhadap
jasa-jasa Sang Dhamma
3) Sanghanussati : perenungan terhadap
jasa-jasa Sang Sangha
4) Silanussati : perenungan terhadap sila
yang dilaksanakan
5) Caganussati : perenungan terhadap Dana
yang teah diberikan
6) Devatanussati :perenungan terhadap
jasa-jasa yang dapat mengakibatkan
kelahiran dialam Dewa
7) Marananussati: perenungan terhadap kematian yang
akan dialami
8) Kayagatasasi : perenungan terhadap
kekotoran jasmani
9) Anapanasati : perenungan terhadap keluar
masuknya napas
10) Upasamanussati : perenungan terhadap
keadaan nirwana, yang terbebas dari kekotoran batin dan derita.
d. Appammanna 4 (4 keadaan yang tidak terbatas)
1) Metta: cinta kasih yang universal, tanpa
pamrih
2) Karuna :Belas kasihan
3) Mudita: Simpati
e. Aharepatikulasanna 1 (1 perenungan
terhadap makanan menjijikan)
Yaitu
merenungkan bahwa makanan adalah barang yang menjijikan bila telah berada dalam
perut; direnungkan sampai kejijikn itu dirasakan.
f. Catudhatuvavatthana 1 (1 analisa
terhadap keempat unsur)
Yaitu
merenungkan unsur tanah (pathavi) dan
lain-lainnya yang berada pada dirikita
g. Arupa 4 (4 renungan tanpa materi)
1) Kasinugaghatimakasapannatti : obyek
ruangan yang sudah keluar dari Kasina
2) Akasanancayatana-citta:obyek kesadaran
yang tanpa batas
3) Natthibhavapannatti :obyek kekosongan
4) Akincannayatana-citta:obyek bukan
pencerapan, pun bukan tidak pencerapan.
Waktu yang baik untuk bermeditasi :
§ Pagi antara jam 04.00- 06.00
§ Sore antara jam 16.00- 18.00
§ Malam antara jam 19.00- 22.00
Cara-cara meditasi :
a)
Bacalah paritta dahulu sebelum bermeditasi
b)
Setelah itu duduk bersila , punggung dan dada harus lurustetapi dalam
keadaan lemas tidak tegang/kaku.
c)
Mata melihat obyek yang diambil untuk beberapa saat,kemudian mata
dipejamkan dan pikiran membayangkan obyek yang diambil tadi
d)
Pada tingkatan permulaan pikiran tentunya tidak dapat membayangkan obyek
dalam waktu yang lama.
e)
Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya minta petunjuk nasehat kepada
guru meditasi atau mereka yang telah berpengalaman mengenai meditasi.
Tempat untuk meditasi :
Sebaiknya tempat itu sunyi, hawa udara baik dan
terbebas dari gangguan nyamuk dan lain-lain.[5]
2. Vipassana- Bhavana
Vipassana artinya pandangan terang.
Vipassana adalah nama dari panna (kebijaksanaan), dan panna yang dapat
mengetahui apa atau melihat apa disebut vipassana. Jadi vipassana adalah
mengetahui atau melihat rupa-nama (materi-batin) sebagai tidak kekal (anicca), derita (dukka) dan tanpa aku
(anatta).[6]
Perkembangan dari pandangan terang.
Ada
6 macam obyekdalam melaksanakan Vipassana-Bhavana yaitu :
1) Khanda 5 (lima kelompok kehidupan),
2) Ayatana 12 (dua belas indra bagian dalam
dan luar)
3) Dhatu 18 (delapan belas unsur)
4) Indriya 22 (22 indra)
5) Paticcasamuppada 12 (12 hukum sabab
musabab yang saling bergantungan)
6) Ariyasacca 4 (4 kesunyataan mulia).
Semuanya
disingkat menjadi Nama-Rupa (Batin-Jasmani)
Meditasi Vipassana-Bhavana ditempuh
untuk mencapai Nibbana (nirvana).
Persiapan
yang harus di ketahui oleh orang yang ingin mengikuti latihan
vipassana-bhavana.
v 3 syarat yang harus dipatuhi :
1) Upanissaya; ia harus diam di pemondokan
di bawah asuhan seorang pelatih yang pandai.
2) Arakkha; ia harus menjaga ketajaman enam
indranya sehingga berada dalam keadaan baik.
3) Upanibandha; ia harus menjaga pikirannya
supaya terkonsentrasi pada empat macam perenungan.
v Kewajiban yang ingin menempuh meditasi
ini:
1) Ia harus mempunyai tekad untuk tidak berhenti
berusaha sebelum mencapai Dharma yang sempurna.
Ia harus
mengurangi maka, tidur, bicara,menulis dan membaca.
2) Ia harus mengendalikan
mata,telinga,hidung,lidah,badan dan pikiran.
3) Ia harus melakukan segala sesuatu dengan
perlahan-lahan, seperti berdiri,berjalan, duduk dan bersandar.
4) Ia harus melakukan semua gerakan dengan
tiga faktor yang bermanfaat yaitu; tenaga,kewaspadaan dan perlatihan.
v Kegiatan yang harus dihindari :
1) Kammaramata; menyibukan diri dengan
berbagai kegiatan; membersihkan tempat tinggal, menulis, membaca buku-buku.
2) Niddaramata; banyak tidur sehingga
mengendorkan usahanya.
3) Bhassaramata; banyak bicara,mengobrol .
4) Samganikarmata; merasa senang dengan
orang banyak, dan bukan dalam kesunyian.
5) Aguttadvarata; tidak mengendalikan
dengan baik enam pintu dari idranya itu.
6) Bhojane amattannuta; kurang bisa
mengurangi makan, suka makan berlebihan.
7) Yathavimuttam cittam na paccavekkhati;
gagal untuk menyadari kegiatan pikiran sewaktu pikiran itu sedang berada
didalam satu gagasan, atau gagal untuk memegang suatu gagasan di dalam pikiran
dan gagal untuk menyadari kejadian itu.
v Cara memasuki latihan vipassana Bhavana:
1) Pada hari memasuki latihan, bawalah
dupa, lilin, dan bunga untuk upacara sembahyang di Altar sang buddha,
2) Berilah hormat pada guru yang memimpin
latihan itu.
3) Bakarlah dupa dan lilin sebagai sajian
kepada Tri-ratna.
4) Para bhikkhu harus lebih dahulu
melakukan pengakuan, dan umat buddha biasa harus memohon Attha-Sila (delapan
jalan).
5) Berilah hormat pada Tri-Ratna dan guru
latiha dengan menyebut;
‘Imaham Bhagava attabhavam tumhakam periccajami’
Sang
Bhagava, saya bersujud kepada sang Buddha, Sang Dhamma dan Sang Sangha demi
latihan Vipassana-Bhavana dari ssat ini dan seterusnya.
‘Imaham acariya attabhavam tumhakam pariccajami’
Acariya
(guru), saya memberi hormat kepada mu guru demi latihan Vipassana-Bhavana dari
saat ini dan seterusnya.
‘Nibbanassa me bhante/acariya sacchikaranatthapa
kammatthanam dehi’
Bhante/acariya,
sudilah kiranya Bhante/Acariya memberi saya petunjuk-petunjuk untuk latihan
Vipassana-Bhavana supaya dapat memahami sang jalan, sang pahala, dan Nirwana.
‘aham sukhito homi niddukkho homi avero homi
abyapajjho homi aningho homi sukhi attanam pariharami’
Semoga
saya berbahagia , bebas dari penderitaan, pembalasan, kesulitan,kesukaran,
bahaya dan semoga saya selamat dan sentosa.
‘Sabbe satta sabbe pana sabbe bhuta sabbe puggala
sabbeattabhavapriyapanna’
‘Sabbe itthiyo sabbe purisa sabbe ariya sabbe
anariya sabbe deva sabbe manussa.
‘Sabbe vipatika avera abyapajjha anigha hontu sukhi
attanam pariharantu’.
Manfaat
Meditasi
Ø Jika anda seorang yang sibuk meditasi
dapat membantu anda membebaskan ketegangan dan mendapatkan relaksasi
Ø Jika anda orang yang penuh kewatiranmeditasi
dapat menenangkan anda dan membantu anda menemukan kedamaian pikiran
Ø Jika anda seorang yang selalu ditimpa
permasalahan, meditasi dapat membantu anda membangun keberanian dan kekuatan
untuk menghadapi dan mengatasinya.
Ø Jika anda kurang percaya diri, meditasi
dapat membantua anda menemukan kepercayaan diri yang merupakan kunci kesuksesan
hidup.
Ø Jika anda sering mengalami ketakutan,
meditasi dapat membantu anda untuk memahami sifat sejati dari permasalahan yang
membuat anda takut sehingga anda bisa mengatasi ketakutan dalam pikiran.
Ø Jika anda selalu tidak puas terhadap
segala sesuatu dan tampaknya tidak ada hal yang memuaskan dalam hidup, meditasi
dapat memberi anda kesempatan untuk membangun dan mempertahankan rasa tercukupi
dalam diri anda.
Ø Jika anda sangsi dan tidak tertarik akan
jalan hidup beragama, meditasi dapat membantu anda keluar dari kesangsian dan
melihat nilai-nilai praktis dari tuntutan keagamaan.
Ø Jika anda frustasi dan patah hati karena
kurangnya pemahaman terhadap kehidupan dan dunia yang tidak pasti ini, maka
meditasi dapat benar-benar membimbing dan membantu anda untuk memahami kjondisi
dunia yang selalu berubah.
Ø Jika anda orang kaya, meditasi dapat
membantu anda menyadari bahwa tidak ada harta benda yang dapat anda miliki
sesungguhnya, dan bagaimana menggunakannya bukan hanya untuk kebahagiaan anda
sendiri tetapi juga untuk kebahagiaan orang lain.
Ø Jika anda orang miskin, meditasi dapat
membantu anda membangun rasa tercukupi dan untuk tidak iri terhadap orang-orang
yang memiliki lebih dari anda.
Ø Jika anda orang muda di persimpangan
jalan kehidupan, dan anda tidak tahu kemana anda harus pergi, meditasi dapat
membantu anda memilih jalan yang tepat untuk meraih tujuan hidup anda.
Ø Jika anda orang lanjut usia yang telah
jenuh terhadap kehidupan, meditasi dapat membawa anda ke pemahaman yang lebih
mendalam akan kehidupan; pemahaman ini pada gilirannya akan melepaskan derita
anda dan meningkatkan kecerian hidup.
Ø Jika anda mudah marah, dengan meditasi
anda dapat mengembangkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan sifat marah, benci
dan dendam untuk menjadi orang yang lebih tenang dan sabar.
Ø Jika anda iri, melalui meditasi anda
dapat memahami bahwa sifat mental negatif tidak akan membawa manfaat apa pun.
Ø Jika anda sullit mengurangi nafsu akan
kesenanga indera, melalui meditasi anda dapat belajar begaimana menjadi tuan atas
nafsu indera anda.
Ø Jika anda ketagihan minuman keras atau
obat bius, melalui meditasi anda dapat mengatasi kebiasaan berbahaya yang telah
memperbudak anda.
Ø Jika anda orang yang berpikiran sempit,
meditasi dapat membantu anda mengembangkan pengertian yang bermanfaat bagi diri
anda, teman, dan keluarga anda, untuk menghindari salah pengertian.
Ø Jika anda sangat dipengaruhi emosi,
dengan meditasi emosi anda tidak akan mendapat kesempatan untuk menjerumuskan
anda.
Ø Jika anda menderita gangguan syaraf atau
mental, meditasi dapat membangkitkan kekuatan positif dalam pikiran dan jasmani
untuk memuluhkan kesehatan anda, terutama dari masalah-masalah kejiwaan.
Ø Jika anda mengalami berpikiran lemah dan
merasa rendah diri, meditasi dapat menguatkan pikiran anda dan membangun
keberanian anda untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diri.
Ø Jika anda orang yang bijaksana, meditasi
akan menuntun anda ke kebijaksanaan tertinggi dan anda akan melihat segala sesuatu seperti apa
adanya, bukan tampaknya.seprti [7]
B,Jalan Tengah
hutan yang sunyi, Manusia Besar kerap kali menyadari
Kebenaran-Kebenaran yang mendalam dan memecahkan masalad-masalah yang rumit.
Pertapa Gotama dari pengalaman pribadi sepenuhnya sekarang yakin tentang tidak
bermanfaatnya penyiksaan diri, walaupun dianggap sangat perlu untuk pembebasan
oleh pertapa ahli filsafat masa itu, yang sesungguhnya melemahkan kecerdasan
seseorang, dan berakibat kelesuan dalam semangat. Beliau meninggalkan untuk
selamanya hal yang ekstrim yang menyakitkan ini sebagaimana beliau meninggalkan
ekstrim tentang kesenangan sendiri yang cenderung memperlambat kemajuan moral.
Beliau memahami gagasan tentang pemakaian Jalan Tengah Emas yang kemudian
menjadi salah satu Ajaran utama beliau.
Beliau
teringat ketika diajak ayahnya membajak, beliau duduk di bawah naungan pohon
jambu yang sejuk, asyik dalam perenungan pernafasan beliau sendiri (meditasi
pernafasannya sendiri), yang berakibat pencapaian Jhana Pertama (keadaan
kegembiraan). Setelah itu beliau berpikir: "Nah, inilah Jalan ke
Penerangan Sempurna."
Beliau
menyadari bahwa Penerangan Sempurna tidak dapat dicapai dengan tubuh yang amat
lelah seperti itu: Kesehatan jasmani perlu sekali untuk kemajuan batin. Jadi
beliau memutuskan untuk memberi makan pada tubuhnya secara sedikit-sedikit saja
dan makan beberapa makanan kasar baik yang keras maupun lunak.
Lima
orang pengikut kesayangannya yang menyertai beliau dengan pengharapan yang
besar, berpikir bahwa Kebenaran apapun yang pertapa Gotama akan dapat pahami,
akan beliau berikan pada mereka, merasa kecewa pada perubahan yang tak terduga
ini, dan meninggalkan beliau serta tempat itu, pergi ke Isipatana, sambil
berkata bahwa, "Pertapa Gotama telah menjadi mewah, telah berhenti
berusaha, dan telah kembali pada suatu kehidupan yang menyenangkan."
Pada
keadaan yang penting ini ketika bantuan sangat dibutuhkan, mereka meninggalkan
beliau seorang diri. Beliau tidak berkecil hati, tetapi kepergian mereka yang
disengaja menguntungkan beliau walaupun kehadiran mereka selama perjuangan
beliau yang hebat, bermanfaat bagi beliau. Seorang diri, dalam[8]
Penelusuran delapan jalan mulia
1)
Pandangan yang benar (55-57)
Jalan
pertama dari delapan jalan mulia yaitu pandangan yang benar sederhanyanya
memandang dengan benar adalah memandang dunia tanpa bias, bebas dari segala
perasangka, memandang dunia dengan kearifan sepiritual. sebagian besar
penderitaan manusia disebabkan oleh cara mereka memandang.
Oleh
karena itu, kita harus mengetahui cara menyeleksi data-data yang diterima mata
kita setiap hari, karna inilah yang sangat mendorong emosi manusia. Agar bisa
melakukan penyeleksian anda harus membiasakan diri merenung dan berefleksi
dengan tenang di sore hari, mengatur pernafasan, dan menenangkan pikiran agar
bisa menemukan harmoni di dalam batin anda.
Dalam
pengertian tradisional agama Buddha, pandangan yang benar diartikan sebagai
cara melihat sesuatu berdasarkan empat kebenaran mulia( (kebenaran penderitaan,
kebenaran sebab, kebenaran kehancuran, dan kebenaran jalan) serta menganalisis
sesuatu berdasarkan hukum sebab-akibat.
2)
Pikiran yang benar (58-60)
Jalan
kedua dari delapan jalan mulia adalah pikiran yang benar. Refleksi diri
terhadap jalan pikiran yang benar ini
adalah dengan mengkaji diri anda apakah sudah berpikir berdasarkan
kebenaran sang Budha ataukah tidak.
Dalam
ajaran tradisional budha, pikiran yang benar bisa diartikan sebagai jalan
penyelesaian terbaik dalam rangka melanjutkan perjalanan menuju pencerahan dan
selalu membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam persoalan sehari-hari.
3)
Perkataan yang benar(
Sebagian
besar penderitaan manusia berkaitan dengan kata-kata. Kata-kata berkaitan berat
dengan kebahagiaan dan penderitaan manusia, dan jika kata-kata yang diucapkan
manusia disampaikan dengan cara dan nada yang tepat, dunia ini tentu akan
menjadi tempat terbaik untuk dihuni.
Kata-kata
dapat menjadi ukuran untuk menilai karakter orang yang mengucapkannya. Oleh
karena itu menelaah dan memeriksa kata-kata yang anda pakai selama sehari
adalah titik paling tepat untuk melakukan refleksi diri.
Kalo
anda merasa sakit dan tertekan atau ketika anda merasa cemas akan sesuatu, itu
tandanya anda mengucapkn kata-kata negatif. Kata-kata negatif adalah kata-kata
yang tidak menyebabkan orang lain lebih bahagia,kata-kata menyakiti, yang
menjatuhkan atau yang menakut-nakuti orang lain.
4)
Tindakan yang benar (65-66)
Ajaran
buddha mengartikan tindakan yang benar sebagai larangan melakukan
tindakan-tindakan kejahatan, seperti membunuh,mencuri dan tidak menghormati
orang yang lebih tua, tapi dalm masyarakat sekarang tindakan-tindakan kejahatan
telah diatur oleh hukum positif.
5)
Kehidupan yang benar (69-70)
Refleksi
diri dari perspektif “hidup sempurna” atau hidup yang benar.
Adalah
merefleksikan setiap hari dalam kehidupan kita, membandingkannya dengan hari
terbaik yang bisa anda bayangkan sebagai hari terakhir dalam hidup anda yang
harus dijalani sebaik mungkin.
Menurut
ajaran buddha, melakukan tindakan kejahatan atau memilih pekerjaan-pekerjaan
yang berlawanan dengan ajaran kebenaran buddha, seperti mengerjakan materialisme,
doa yang salah atau keyakinan yang menyimpang, dianggap sebagai tindakan yang
akan merusak kehidupan yang benar.
6)
Usaha yang benar(71)
Usaha
yang benar berarti kerja keras berdasarkan jalan kebenaran Budhha.
Ada
dua titik yang harus kita gunakan untuk melatih refleksi diri tentang jalan
usaha yang benar. Titik pertama adalah memandang dunia ini sebagai tempat
latihan jiwa. Titik kedua adalah mengetahui apakah tingkat spiritualitas kita
meningkat dan berkembang atau tudak.
7)
Kesadaran yang benar(75)
Kesadaran
yang benar adalah membentuk garis panduan bagi refleksi diri dalam rencana
hidup anda, membentuk visi kearah masa depan yang akan anda jalani.
8)
Konsetrasi yang bener(77)
Konsentrasi
yang benar, terkait berat dengan tujuan tertinggi agama karna agama pada
dasarnya adalah disiplin konsentrasi spiritual, yang memungkinkan kita
berkomunikasi dengan ruh-ruh yang lebih tinggi di dunia lain dan,bahkan lebih
dari itu,membuat kita semakin mampu selaras dengan kehendak buddha sembari
merasakannya.[9]
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa meditasi adalah membiasakan diri kita agar senantiasa
mempunyai sikap yang positif, realistis dan konstruktif. Dengan bermeditasi
kita akan dapat membangun kebiasaan baik dari pikiran kita. Meditasi dilakukan
dengan pikiran, artinya meskipun kita duduk dengan sikap sempurna, melaksanakan
meditasi dalam waktu yang cukup lama, namun pikiran kita berlali kesana kemari
dengan liar, dan memikirkan objek-objek kemelekatan, itu bukanlah meditasi
DAFTAR PUSTAKA
Panjika,Rampaian dhamma,Jakarta: DPP
Peritubi ,juli 2004.
Okawa Ryuho,Hakikat ajaran Budha,Jogyakarta:Saujana,
juli 2004.
Thera Piyadassi,Meditasi Buddhis,Surabaya:Paramita,2005.
Dhammananda Sri,Meditasi untuk siapa saja,Pustaka
Karaniya, Juni 2003
Mahatera Ven Narada(alm), Sang Budha dan
Ajaran-ajaranya,Jakarta:Yayasan
Dhammadipa Arama
[1] Piyadassi thera,Meditasi Budhis.hal.27
[4]Maha Nayaka Sthavira A. meditasi untuk pendidikan tinngi agama buddha.hal 105
[5] Panjika,rampaian dhamma,hlm.188-210.
[6] Panjika,rampaian dhamma,hlm.212.
[7] Sri Dhammananda,meditasi untuk siapa saja,hal 31-36
[9] Ryuho Okawa. Hakikat Ajaran Buddha.hlm.55-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar